Sistim
filtrasi adalah suatu cara dan daya upaya dengan tujuan untuk menyaring
segala macam dan ragam zat atau benda yang dapat mengurangi kualitas
air yang dapat menurunkan, merugikan dan atau membahayakan kelangsungan
hidup koi .
Biasanya
banyak pemula yang membuat sistim filter tampa berusaha menyelami makna
filtrasi itu sendiri. Biasanya pemula yang belum mengerti, hanya
berusaha membuat sistim filtrasi dengan tujuan bagaimana “ membuat air tetap bersih dan dapat melihat koi dengan nyaman “ hal ini pada awalnya juga dialami oleh penulis.
Sebelum membahas lebih jauh tentang sistim filtrasi
hendaknya kita coba untuk sedikit membayangkan komunitas yang ada dalam
suatu kolam.
Untuk hidup yang pasti yang dibutuhkan koi adalah
air dan oksigen. Air dibutuhkan karena memang koi adalah mahluk air,
oksigen mutlak di butuhkan semua mahluk hidup untuk melangsungkan
kehidupannya.
Yang menjadi pertanyaan adalah air yang bagaimana ? ( mengenai air ini akan di bahas lebih jauh di artikel KUALITAS AIR )
Dalam suatu kolam yang menjadi sumber atau penyebab penurunan kualitas air itu sendiri bisa berasal dari komunitas itu sendiri atau dari luar kominitas.
Dari
luar komunitas misalkan daun pohon yang jatuh ke kolam lalu membusuk,
dan sebagainya. Dari dalam komunitas itu sendiri banyak sekali misalkan
dari kotoron ( feses koi ) itu sendiri.
Yang
perlu kita pahami disini adalah suatu kolam adalah suatu komunitas
buatan dalam artian kolam itu adalah komunitas yang dibuat manusia bukan
terjadi secara alamiah.
Bila suatu komunitas terjadi secara alamiah, proses terbentuknya pastilah membutuhkan waktu yang sangat lama.
Kita membuat kolam sebenarnya bertujuan untuk membentuk suatu komunitas ( lihat artikel , KOI UNTUK PEMULA
), jadi tujuan pembuatan filtrasi itu sendiri adalah sebagai jalan
pintas atau penyederhanaan siklus kedihupan dan ratai makanan ).
Apa yang harus disaring ?
Yang
harus disaring dalam filter adalah hal – hal yang dapat mengurangi atau
merusak kualitas hidup koi dan menggangu ketidak nyaman kita dalam
menikmati keindahan koi.
Kotoran
atau sampah yang pertama harus kita hilangkan, misalkan kotoran koi,
sisa daun busuk dan sebagainya, sehingga air tetap jernih.
Apa itu sudah cukup ?
Tidak.
Nah biasanya bagi para pemula, mengapa sering gagal dalam pemeliharaan koi karena dalam usaha filtrasi hanya bertujuaan bagaimana agar “ air jernih saja “.
Air jernih saja belum cukup, air yang jernih belum
tentu baik untuk kehidupan koi , karena dalam suatu komunitas air
banyak sekali terdapat kandungan zat – zat yang membahayakan kehidupan
koi itu sendiri. Misalkan saja gas ammonia yang timbul atau dihasilkan
oleh kotoran ( feses ) koi itu sendiri.
Filter Apa yang terbaik ?
Filter yang terbaik adalah filter dengan gabungan filter kimia, fisika dan biologi.
Filter
fisika adalah sistim filter yang menyaring secara mekanis untuk kotoran
– kotoran yang ukuran besar dan atau kasat mata. Misalkan daun busuk,
kotoran ikan dsb.
Filter
kimia adalah sistim filter yang menggunakan proses kimia. Misalkan
untuk menetralisir racun atau residu obat – obatan yang kita pakai.
Filter biologi adalah sistim filter dengan menggunakan proses biologis.
Bagaimana idealnya susunan sistim filtrasi ?
Susunan sistim filtrasi yang ideal adalah sisitim fisika, kimia, bilogi , dan kimia, secara berurutan, namun arti
ideal disini tidaklah mutlak, yang menjadi dasarnya sebenarnya
kebutuhan design kolam itu sendiri dan sumber air yang akan kita pakai.
Design kolam itu sendiri sangat menentukan bagaimana penempatan sistim filtrasi yang sesuai. Bila kita terlalu memaksakan
idealisme namun akhirnya kita kurang bisa menikmati kolam kita akan
kurang menyenangkan, begitu pula apabila kita terlalu mengedepankan
design tetapi terlalu mengabaikan sistim filtrasi nantinya kita akan
kesulitan dalam pemeliharaan koi, hal ini tentunya akan menjadi hal yang
tidak menyenangkan juga.
Disamping
itu yang menjadi dasar sistim filter yang ideal tentunya adalah
kualitas sumber air itu sendiri. Jadi maksudnya sebelum kita mendesign
sistim filtrasi kita paling tidak mengetahui seberapa kualitas sumber
air yang akan kita gunakan. Misalkan saja apakah mengandung zat besi
yang terlalu tinggi, bila mengandung zat besi yang di luar batas
toleransi maka kita dapat mendesign kolam dengan sistim button drain
dengan airasi yang maksimal.
Bagaimana Mengetahu Zat – Zat yang terkandung dari Sumber Air ?
Cara
paling cepat dan tepat adalah memeriksakan sumber air kita ke
Laboratorium, hasil dari laboratorium akan memberikan kita gambaran yang
sangat lengkap.
Apabila
anda pemula yang ingin membuat kolam dengan anggaran terbatas,
memerikasakan sumber air ke Laboratorium tidaklah mutlak.
Sekarang
tinggal anda meneliti lingkungan sekitar, misalkan apakah berlokasi di
kota besar, dekat dengan lingkungan industri, dan sebagainya.
Menurut
pengalaman penulis untuk daerah kota – kota kecil dan menengah apabila
mengunakan sumber air sumur saja sudah cukup memadai, tinggal apakah
lokasi sumur tersebut dekat dengan daerah industri atau tidak.
Yang
sering menjadi masalah biasanya hanya terkendala dengan kandungan zat
besi ( fe ) yang tinggi atau kandungan logam yang lain, hal ini bisa
diatasi dengan memperdalam sumur atau memindahkan sumur tersebut ke
lokasi yang lain kalau memang memungkinkan.
Kalau
memang agak ragu dengan sumber air yang akan anda gunakan bisa mencoba
dengan mengambil sempel air kedalam botol warna bening cobalah amati
apakah air tersebut berwarna ? apakah berbau ? apabila ya biasanya
sumber air tersebut kurang layak ‘
Apabila
tidak dan anda masih kurang yakin cobalah untuk memdiamkan beberapa
hari, apabila tetap jernih biasanya cukup layak untuk digunakan.
Apabila
ada perubahan warna ( biasanya kekuningan ) itu berarti mengandung
unsur logam ( biasanya zat besi ). Bila terjadi hal demikian sebaiknya
anda mendesign kolam dengan sistim buttom drain ( saluran keluar bawah kolam ), mengapa demikian ?
Air
yang mengandung zat besi yang tinggi apabila tercampur dengan udara (
oksigen ) zat besi akan mengendap di dasar, apabila kolam anda
menggunakan sistim button drain anda dapat membuang air bagian dasar
tersebut, itu berarti kandungan besi di air tersebut sudah menurun cukup
drastis.
Jadi Sistim filtrasi yang paling tepat sangat lah flexsibel, situasional, dan kondisional.
FILTER FISIKA
Filter
fisika atau filter mekanis bisa menggunakan berbagai macam media
tergantung kreatifitas dan anggaran biaya yang kita siapkan.
Contohnya pakai dakron, pasir, brush, matras dan sebagainya, dengan kelemahan dan keunggulan masih – masing media.
Sistim fisika ini tidak harus memakai media filter seperti sistim filter yang lain.
Sistim
filtrasi ini bisa kita buat tampa media, dengan mengintegrasikan
kedalam rancangan kolam itu sendiri, sehingga rancangan kolam itu di
buat sedemikian rupa sehingga sistim kolam itu sendiri berfungsi sebagai
filter fisika.
FILTER KIMIA
Dalam
sistim filter ini kita menggunakan media yang dapat meningkatkan
kualitas air dengan proses kimiawi. Contoh media yang dapat dipakai
misalkan, arang, batu zeloit, batu karang, memakai sinar ultraviolet,
dll.
FILTER BIOLOGI
Dalam sistim ini proses penyaringan dengan proses biologis dengan bantuan bakteri pengurai.
Sedangkan
media yang digunakan sifatnya hanya sebagai tempat tinggal bakteri
pengurai itu sendiri dan juga berguna sebagai filter mekanis / fisika.
Media yang dapat dipakai misalkan bio ball, Matras, ring Keramik , atau dapat kita buat sendiri misalkan dari pipa PVC.
Filter
biologi dapat juga dengan menggunakan media tanaman air misalkan
Teratai, enceng gondok, dan sebagainya, yang lebih dikenal dengan
istilah vergie filter.
Dari
penjelasan di atas mungkin dapat diambil kesimpulan bahwa membuat
design kolam dan filter sangat flexsibel tergantung sisuasi dan kondisi.
Berikut beberapa media yang biasa digunakan hobbies dalam sistim filtrasi .untuk filter kolam siap pakai bisa di peroleh di www.pusattoko.com
BEBERAPA MEDIA UNTUK FILTER KOLAM
MEDIA
|
FUNGSI
|
KELEBIHAN
|
KEKURANGAN
|
PASIR & BATU KECIL
|
-Penyaring kotoran ( fisika )
-Batu dapat sebagai tempat tinggal bakteri pengurai ( biologi )
|
- harga murah
|
- design filter sulit biasanya harus sistim Vertikal
- Batu sebagai tempat tinggal bakteri pengurai kurang efektif karena membutuhkan jumlah yg banyak.
|
BATU ZELOIT
|
- menyerap zat – zat yang berbahaya misalkan ammonia ( kimia )
|
- harga relative murah
|
- bila terkena garam akan melepas kembali zat ammonia yang terserap.
|
IJUK
|
Sebagai penyaring kotoran ( fisika )
|
- Harga murah, utk di daerah mudah didapat
|
- mudah busuk, sehingga dapat berubah menjadi sumber penyakit.
|
DAKRON
|
Sebagai penyaring kotoran ( fisika )
|
- dapat menyaring kotoran sampai pada ukuran yang relative kecil.
|
- harus sering dibersihkan dan mudah rusak sehingga cukup merepotkan.
|
MATRAS
|
Sebagai penyaring kotoran ( fisika ) dan sebagai tempat tinggal bakteri pengurai ( biologi )
|
- dapat berfungsi ganda ( fisika & biologi ) sehingga cukup efektif dan hemat ruang.
|
-harga relative mahal
|
BIO BALL
|
Sebagai
tempat tinggal bakteri pengurai ( biologi ), sebagai penyaring kotoran
(fisika, walau kadang kurang efektif, tergantung modelnya )
|
- tidak memerlukan perawatan yang rumit
|
- harga satuan tidak terlalu mahal, tetapi perlu jumlah yang banyak.
|
SINAR ULTRA VIOLET
|
Sebagai pembunuh bakteri dengan proses penyinaran ( kimiawi )
|
- dapat membuat air menjadi jernih sehingga kita dapat maksimal menikmati koi
|
Selain harga relative mahal, bakteri yang menguntungkan juga ikut terbunuh dalam prosesnya.
|
TANAMAN AIR
|
Nyerap karbon dioksida dan ammonia
|
Harga dapat disesuaikan dan dapat menambah keindahan kolam
|
Daun – daun dapat mengotori kolam.
|
ARANG
|
Menyerap racun
|
Dapat juga berfungsi sebagai penyaring kotoran
|
Harga relative murah dan mudah didapat
|
|