Senin, 19 Januari 2015

IKAN KOI BARU BAWA MALAPETAKA

Ada rekan saya mengeluh dengan ikan koinya yang mati.
Stelah di selidiki ternyata penyebabnya dari ikan koi yang baru 2 hari dibelinya dari salah satu rekannya juga. di ikan yang dia beli ternyata banyak kutunya.  Biasanya para hobbyist (pemula), koi yang baru masuk kekolam, mati dalam beberapa hari.  Bahkan yang lebih menyedihkan adalah koi lainnya menjadi sakit dan akhirnya mati semua. Mengapa dan bagaimana sulusinya ?

1. Koi stress dalam kantong beroksigen
Koi yang baru dibeli biasanya dibawa dengan dimasukkan dalam kantong plastik beroksigen. Dalam kondisi seperti itu bisa dipastikan bahwa koi dalam keadaan stress. Bagaimana tidak, dengan ruang yang teramat sempit dalam kantong, koi nyaris tidak dapat bergerak. Hal yang biasa terjadi bila koi meronta-ronta, dan hal yang biasa pula cara tsb digunakan untuk memindahkan koi.

2. Koi Stress rentan terhadap penyakit.
Sebagaimana manusia, koi juga memiliki ketahanan tubuh. Bila koi dalam keadaan sehat (fit), maka penyakit tidak mudah menyerang. Tetapi bila koi stress, maka akan mengurangi daya tahan tubuhnya dan sangat mudah terkena infeksi. Oleh karena itu yang harus diupayakan adalah menjaga agar koi tidak stress, atau minimal dengan mengkondisikan agar koi segera terlepas dari stress.

3. Menyingkat waktu transportasi koi.
Mengingat koi dalam kantong beroksigen dalam kondisi stress, maka sebisa mungkin, jangan terlalu lama membiarkan koi dalam kantong. Begitu sampai, segera lakukan tindakan untuk melepas koi.

4. Melepas koi dari dalam kantong.
Seperti kita ketahui baik dari nasihat lisan maupun informasi tertulis lainnya, melepas koi dari kantong perlu beberapa langkah antara lain, meletakkan koi masih dalam ikatan kantong diatas air kolam dan membiarkannya beberapa saat (lebih kurang 15-30 menit). Maksudnya untuk menyamakan suhu air didalam kantong dengan dikolam. Setelah itu buka kantong, dan rasakan suhu air didalam kantong dengan tangan, apakah telah relatip sama dengan suhu air dikolam. Bila dirasa suhunya sama maka tambahankan air kolam ke dalam kantong hingga penuh dan biarkan koi keluar dengan sendirinya. Cara tersebut sudah biasa dilakukan untuk menghindari perubahan kondisi air yang mendadak. Tetapi pertanyaannya adalah apakah dengan langkah-langkah tersebut sudah cukup menjamin kenyamanan bagi koi yang baru masuk kolam ? Jawabannya TIDAK. Mengapa demikian ?

5. Setiap kolam koi punya kualitas air yang berbeda.
Tidak ada satupun kolam koi yang sama persis kualitas airnya dengan kolam lain apalagi berbeda lokasi/tempat.
Kualitas air kolam di lokasi dealer, tentu berbeda dengan di kolam anda. Bila perbedaannya cukup significant, pastilah koi baru akan makin bertambah stress.
Tidak mungkin anda melakukan test air di kolam dealer setiap anda akan membeli koi. Apalagi bila kolam anda tidak dilengkapi dengan sistem filter yang memadai. Lalu apakah dengan adanya perbedaan kualitas air tersebut, kita tidak akan membeli koi selamanya? Jawabannya tentu saja TIDAK. Yang pasti, anda harus memahami hal ini. Bagaimana solusinya ?

6. Koi baru perlu proses karantina.
Tidak ada yang bisa menjamin koi yang baru anda beli, akan tetap hidup dikolam anda. Tetapi ada langkah2 yang bisa dilakukan untuk menekan kematian koi baru, yaitu dengan melalui proses karantina. Bolah saja bila ada yang menyatakan bahwa koi yang baru dibelinya sehat-sehat saja, tanpa harus dikarantina. Bagi saya itu adalah kasus yang kebetulan saja. Artinya tidak setiap hobbyist bisa melakukannya. Mungkin karena telah berpengalaman, atau kondisi kolamnya telah dilengkapi dengan system filter yang baik, atau memang koinya benar2 sehat yang berasal dari kolam dealer yang baik pula. Tapi saya yakin bila tidak berhati-hati dalam memperlakukannya, koi baru bisa menimbulkan masalah.

Senin, 12 Januari 2015

FILTRASI KOI YANG BAIK

PERLU DIBACA

Sistim filtrasi adalah suatu cara dan daya upaya dengan tujuan untuk menyaring segala macam dan ragam zat atau benda yang dapat mengurangi kualitas air yang dapat menurunkan, merugikan dan atau membahayakan kelangsungan hidup koi .
Biasanya banyak pemula yang membuat sistim filter tampa berusaha menyelami makna filtrasi itu sendiri. Biasanya pemula yang belum mengerti, hanya berusaha membuat sistim filtrasi dengan tujuan bagaimana “ membuat air tetap  bersih dan dapat melihat koi dengan nyaman “ hal ini pada awalnya juga dialami oleh penulis.
Sebelum membahas lebih jauh tentang sistim filtrasi hendaknya kita coba untuk sedikit membayangkan komunitas yang ada dalam suatu  kolam.
Untuk hidup yang pasti yang dibutuhkan koi  adalah air dan oksigen. Air dibutuhkan karena memang koi adalah mahluk air, oksigen mutlak di butuhkan semua mahluk hidup untuk melangsungkan kehidupannya.
Yang menjadi pertanyaan adalah air yang bagaimana ? ( mengenai air ini akan di bahas lebih jauh di artikel KUALITAS AIR )

Dalam suatu kolam yang menjadi sumber atau penyebab  penurunan kualitas air itu sendiri bisa berasal dari komunitas itu sendiri atau dari luar kominitas.
Dari luar komunitas misalkan daun pohon yang jatuh ke kolam lalu membusuk, dan sebagainya. Dari dalam komunitas itu sendiri banyak sekali misalkan dari kotoron ( feses koi ) itu sendiri.

Yang perlu kita pahami disini adalah suatu kolam adalah suatu komunitas buatan dalam artian kolam itu adalah komunitas yang dibuat manusia bukan terjadi secara alamiah.
Bila suatu komunitas terjadi secara alamiah, proses terbentuknya pastilah membutuhkan waktu yang sangat lama.
Kita membuat kolam sebenarnya bertujuan untuk membentuk suatu komunitas ( lihat artikel , KOI UNTUK PEMULA ), jadi tujuan pembuatan filtrasi itu sendiri adalah sebagai jalan pintas atau penyederhanaan siklus kedihupan dan ratai makanan ).

Apa yang harus disaring ?
Yang harus disaring dalam filter adalah hal – hal yang dapat mengurangi atau merusak kualitas hidup koi dan menggangu ketidak nyaman kita dalam menikmati keindahan koi.
Kotoran atau sampah yang pertama harus kita hilangkan, misalkan kotoran koi, sisa daun busuk dan sebagainya, sehingga air tetap jernih.

Apa itu sudah cukup ?
Tidak.
Nah biasanya bagi para pemula, mengapa sering gagal dalam pemeliharaan koi  karena dalam usaha filtrasi hanya bertujuaan bagaimana agar “ air jernih  saja “.
Air jernih saja belum cukup, air yang jernih  belum tentu baik untuk kehidupan koi , karena dalam suatu komunitas air banyak sekali terdapat kandungan zat – zat yang membahayakan kehidupan koi itu sendiri. Misalkan saja gas ammonia yang timbul atau dihasilkan oleh kotoran ( feses ) koi itu sendiri.

Filter Apa yang terbaik ?
Filter yang terbaik adalah filter dengan gabungan filter kimia, fisika dan biologi.
Filter fisika adalah sistim filter yang menyaring secara mekanis untuk kotoran – kotoran yang ukuran besar dan atau kasat mata. Misalkan daun busuk, kotoran ikan dsb.
Filter kimia adalah sistim filter yang menggunakan proses kimia. Misalkan untuk menetralisir racun atau residu obat – obatan yang kita pakai.
Filter biologi adalah sistim filter dengan menggunakan proses biologis.

Bagaimana  idealnya susunan sistim filtrasi ?
Susunan sistim filtrasi yang ideal adalah sisitim fisika, kimia, bilogi , dan kimia,  secara berurutan, namun  arti ideal disini tidaklah mutlak, yang menjadi dasarnya sebenarnya kebutuhan design kolam itu sendiri dan sumber air yang akan kita pakai.
Design kolam itu sendiri sangat menentukan bagaimana penempatan sistim filtrasi yang sesuai. Bila kita terlalu  memaksakan idealisme namun akhirnya kita kurang bisa menikmati kolam kita akan kurang menyenangkan, begitu pula apabila kita terlalu mengedepankan design tetapi terlalu mengabaikan sistim filtrasi nantinya kita akan kesulitan dalam pemeliharaan koi, hal ini tentunya akan menjadi hal yang tidak menyenangkan juga.
Disamping itu yang menjadi dasar sistim filter yang ideal tentunya adalah kualitas sumber air itu sendiri. Jadi maksudnya sebelum kita mendesign sistim filtrasi kita paling tidak mengetahui seberapa kualitas sumber air yang akan kita gunakan. Misalkan saja apakah mengandung zat besi yang terlalu tinggi, bila mengandung zat besi yang di luar batas toleransi maka kita dapat mendesign kolam dengan sistim button drain dengan airasi yang maksimal.

Bagaimana Mengetahu Zat – Zat  yang terkandung dari Sumber Air ?
Cara paling cepat dan tepat adalah memeriksakan sumber air kita ke Laboratorium, hasil dari laboratorium akan memberikan kita gambaran yang sangat lengkap.
Apabila anda pemula yang ingin membuat kolam dengan anggaran terbatas, memerikasakan sumber air ke Laboratorium tidaklah mutlak.
Sekarang tinggal anda meneliti lingkungan sekitar, misalkan apakah berlokasi di kota besar, dekat dengan lingkungan industri, dan sebagainya.
Menurut pengalaman penulis untuk daerah kota – kota kecil dan menengah apabila mengunakan sumber air sumur saja sudah cukup memadai, tinggal apakah lokasi sumur tersebut dekat dengan daerah industri atau tidak.
Yang sering menjadi masalah biasanya hanya terkendala dengan kandungan zat besi ( fe ) yang tinggi atau kandungan logam yang lain, hal ini bisa diatasi dengan memperdalam sumur atau memindahkan sumur tersebut ke lokasi yang lain kalau memang memungkinkan.
Kalau memang agak ragu dengan sumber air yang akan anda gunakan bisa mencoba dengan mengambil sempel air kedalam botol warna bening cobalah amati apakah air tersebut berwarna ? apakah berbau ? apabila ya biasanya sumber air tersebut kurang layak ‘
Apabila tidak dan anda masih kurang yakin cobalah untuk memdiamkan beberapa hari, apabila tetap jernih biasanya cukup layak untuk digunakan.
Apabila ada perubahan warna ( biasanya kekuningan ) itu berarti mengandung unsur logam ( biasanya zat besi ). Bila terjadi hal demikian sebaiknya anda mendesign kolam dengan sistim buttom drain ( saluran keluar  bawah kolam ), mengapa demikian ?
Air yang mengandung zat besi yang tinggi apabila tercampur dengan udara ( oksigen ) zat besi akan mengendap di dasar, apabila kolam anda menggunakan sistim button drain anda dapat membuang air bagian dasar tersebut, itu berarti kandungan besi di air tersebut sudah menurun cukup drastis. 
Jadi Sistim filtrasi yang paling tepat sangat lah flexsibel, situasional, dan kondisional.


FILTER  FISIKA
Filter fisika atau filter mekanis bisa menggunakan berbagai macam media tergantung kreatifitas dan anggaran biaya yang kita siapkan.
Contohnya pakai dakron, pasir, brush, matras dan sebagainya, dengan kelemahan dan keunggulan masih – masing media.
Sistim fisika ini tidak harus memakai media filter seperti sistim filter yang lain.
Sistim filtrasi ini bisa kita buat tampa media, dengan mengintegrasikan kedalam rancangan kolam itu sendiri, sehingga rancangan kolam itu di buat sedemikian rupa sehingga sistim kolam itu sendiri berfungsi sebagai filter fisika.

FILTER KIMIA
Dalam sistim filter ini kita menggunakan media yang dapat meningkatkan kualitas air dengan proses kimiawi. Contoh media yang dapat dipakai misalkan, arang, batu zeloit, batu karang, memakai sinar ultraviolet, dll.

FILTER BIOLOGI
Dalam sistim ini proses penyaringan dengan proses biologis dengan bantuan bakteri pengurai.
Sedangkan media yang digunakan sifatnya hanya sebagai tempat tinggal bakteri pengurai itu sendiri dan juga berguna sebagai filter mekanis / fisika.
Media yang dapat dipakai misalkan bio ball, Matras, ring Keramik , atau dapat kita buat sendiri misalkan dari pipa PVC.
Filter biologi dapat juga dengan menggunakan media tanaman air misalkan Teratai, enceng gondok, dan sebagainya, yang lebih dikenal dengan istilah vergie filter.

Dari penjelasan di atas mungkin dapat diambil kesimpulan bahwa membuat design kolam dan filter sangat flexsibel tergantung sisuasi dan kondisi.

Berikut beberapa media yang biasa digunakan hobbies dalam sistim filtrasi .untuk filter kolam siap pakai bisa di peroleh di www.pusattoko.com


BEBERAPA MEDIA UNTUK FILTER KOLAM


MEDIA
FUNGSI
KELEBIHAN
KEKURANGAN
PASIR & BATU KECIL
-Penyaring kotoran ( fisika )
-Batu dapat sebagai tempat tinggal bakteri pengurai ( biologi )
- harga murah
- design filter sulit biasanya harus sistim Vertikal
- Batu sebagai tempat tinggal bakteri pengurai kurang efektif karena membutuhkan jumlah yg banyak.

BATU  ZELOIT
- menyerap zat – zat yang berbahaya misalkan ammonia ( kimia )
- harga relative murah
- bila terkena garam akan melepas kembali zat ammonia yang terserap.
IJUK
Sebagai penyaring kotoran ( fisika )
- Harga murah, utk di daerah mudah didapat
- mudah busuk, sehingga dapat berubah menjadi sumber penyakit.
DAKRON
Sebagai penyaring kotoran ( fisika )
- dapat menyaring kotoran sampai pada ukuran yang relative kecil.
- harus sering dibersihkan dan mudah rusak sehingga cukup merepotkan.
MATRAS
Sebagai penyaring kotoran ( fisika ) dan sebagai tempat tinggal bakteri pengurai ( biologi )
- dapat berfungsi ganda ( fisika & biologi ) sehingga cukup efektif dan hemat ruang.
-harga relative mahal
BIO BALL
Sebagai tempat tinggal bakteri pengurai ( biologi ), sebagai penyaring kotoran (fisika, walau kadang kurang efektif, tergantung modelnya )
- tidak memerlukan perawatan yang rumit
- harga satuan tidak terlalu mahal, tetapi perlu jumlah yang banyak.
SINAR ULTRA VIOLET
Sebagai pembunuh bakteri dengan proses penyinaran ( kimiawi )
- dapat membuat air menjadi jernih sehingga kita dapat maksimal menikmati koi
Selain harga relative mahal, bakteri yang menguntungkan juga ikut terbunuh dalam prosesnya.
TANAMAN AIR
Nyerap karbon dioksida dan ammonia
Harga dapat disesuaikan  dan dapat menambah keindahan kolam
Daun – daun dapat mengotori kolam.
ARANG
Menyerap racun
Dapat juga berfungsi sebagai penyaring kotoran
Harga relative murah dan mudah didapat
 

Pemijahan Ikan Koi Ciamis


Pemijahan Ikan Koi

Kolam yang dipersiapkan untuk pemijahan ikan koi berukuran 4×6 meter. Induk dimasukkan di kolam pemijahan pada sekitar pukul 16.00 dan akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang mengelilingi kolam dengan diikuti induk jantan di belakang. Makin lama gerakan mereka makin seru. Induk jantan menempelkan badannya ketika mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina akan mengeluarkan telur dengan sesekali meloncat ke udara.
pemijahan ikan koi
Aktifitas betina ini segera diikuti jantan dengan mengeluarkan cairan sperma. Telur-telur yang terkena sperma akan menempel pada kakaban atau bahan penempel telur lain dan sulit lepas. Juga ada sebagian telur jatuh ke dasar kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari. Segera Induk dipisah dari telurnya. Jika terlambat, telur bisa habis dimakan induknya. Ada dua cara untuk memisahkan induk dari telur yang dihasilkan.
Pertama, dengan memindahkan induk dari kolam pemijahan dan tetap membiarkan telur menetas di kolam tersebut. Cara kedua dengan memindah telur ke kolam penetasan. Cara pertama lebih praktis karena lebih menghemat kolam. Untuk mencegah agar tidak terserang jamur, telur-telur direndam dulu dalam larutan Malachyt green dengan konsentrasi 1/300.000 selama 15 menit sebelum ditaruh di kolam penetasan. Ketika akan merendam telur-telur ini, sebaiknya kakaban digoyang-goyangkan pada air agar kotoran yang mungkin menutupi telur bisa terlepas.

Menetaskan Telur Ikan Koi

Supaya dapat menetas dengan baik, telur ikan koi harus selalu terendam dalam air dan suhu air dijaga agar selalu konstan konstan. Bila suhu terlalu dingin penetasan dapat berjalan lebih lama, namun bila terlalu tinggi maka telur dapat mati serta membusuk.
menetaskan telur ikan koi
Agar telur dapat terendam seluruhnya, rangkaian kakaban harus ditenggelamkan ke dalam kolam. Karenanya kita dapat menggunakan gedebog pisang. Potong tiga buah gedebog pisang selama 40 cm, lalu tempatkan diatas rangkaian kakaban dng dua ruas bambu sebagai alasnya. Agar dapat stabil, gedebog tersebut diratakan pada di antara sisinya.
Di dalam tempo 2-3 hari umumnya telur telah mulai menetas, serta sangat lambat 2 hari lantas, kakaban bisa diangkat serta dipindahkan ke area lain, di karenakan seluruh telur telah menetas. Kakaban mesti digoyang-goyangkan dalam air dahulu, supaya tak ada benih yang turut terbawa. Kemudian kakaban dicuci bersih serta dijemur supaya dapat digunakan lagi di lain peluang.
Di karenakan benih koi usia 1 minggu tetap lembut, biasanya orang menetaskan telur koi dalam hapa yakni kantung yang bermata lembut yang biasa utk menyimpan benih. Didalam hapa, benih dapat lebih gampang dihimpun serta tak gampang hanyut.
Koi yang baru menetas tetap membawa kuning telur sebagai persediaan makanan utama yang pertama. Sepanjang itu mereka belum memerlukan makanan dari luar di karenakan toh alat-alat pencernaannya belum terbentuk prima. Di dalam dua atau tiga hari lantas, mereka telah mulai berenang. Pada waktu ini telah waktunya untuk kita utk menyedia-kan makanan untuk benih. Benih ini mesti dipindah-kan ke kolam lain yang banyak memiliki kandungan makanan alami.